Seleksi Benih Padi

Rabu, 12 Desember 2012

SELEKSI BENIH PADI MENGGUNAKAN LARUTAN GARAM



Benih padi yang unggul sangat penting sekali dalam suatu usahatani, karena benih merupakan faktor utama dan penentu keberhasilan suatu budidaya. Benih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi, berukuran penuh dan seragam, daya kecambah diatas 80 % (vigor tinggi), bebas dari biji gulma, penyakit dan hama atau bahan lain. Kini sangat banyak benih padi yang beredar di pasaran, namun tidak semuanya mempunyai kualitas yang baik. Seringkali ditemukan kejadian walaupun benih yang digunakan tersebut telah bersertifikat dan berlabel namun setelah ditanam hasilnya kurang memuaskan.
Topik          : Seleksi Benih dengan Metoda Pemisahan Berat Menggunakan Larutan Air Garam
Tujuan     : Mengetahui bagaimana cara memisahkan benih bernas dan benih hampa berdasarkan beratnya, dengan menggunakan larutan air garam.

Bahan dan Alat : 
1.         Garam dapur ( ± ½ kg )
2.         Air bersih
3.         Satu butir telur segar
4.         Ember
5.         Pengocok
6.         Benih

Tahap Kegiatan seleksi benih ini adalah:
1.         Sediakan 1 kg benih padi yang akan diseleksi Isilah ember dengan 2 liter air
2.         Tuangkan Garam dapur kurang lebih 1 kg kedalam ember yang telah diisi air tadi
3.         Aduk Garam Sampai Larut
4.     Setelah garam larut, masukan satu butir telur ayam kedalam larutan garam, dan perhatikan posisi telur :
a.    Jika telur masih terbenam tambahkan garam sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai telur mengapung pada permukaan air.
b.      Jika telur telah mengambang pada permukaan air, artinya garam tidak perlu ditambah lagi dan siap digunakan untuk seleksi benih.
5.         Tuangkan benih kedalam larutan garam yang telah diuji tadi. 
6.      Benih yang mengapung adalah benih hampa sedangkan benih yang tenggelam adalah benih yang bernas
Angkat benih yang hampa (mengapung) dan taruh dalam sebuah wadah, angkat benih yang bernas (tenggelam) kemudian cuci segera sampai bersih lalu masukan kedalam karung, diamkan benih yang bernas selama 24 – 30 jam.

Rabu, 03 Oktober 2012

SINOPSIS MATERI PENYULUHAN TEKNIS PELAKSANAAN PTT PADI SAWAH


PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah adalah suatu pendekatan inovatif dalam upaya peningkatan efisiensi usaha tani padi sawah dengan menggabungkan berbagai komponen teknologi yang saling menunjang dan dengan memperhatikan penggunaan sumber daya alam secara bijak agar memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
PTT padi sawah bertujuan untuk:
a.       Meningkatkan produktivitas tanaman.
b.      Menjaga kelestarian lingkungan.
Adapun teknis pelaksanaan PTT padi sawah sebagai berikut:
1.       Pengolahan tanah dapat dilakukan secara sempurna dengan dua kali pembajakan dan satu kali garu atau minimal, atau tanpa olah tanah.
2.       Dua minggu sebelum pengolahan tanah, taburkan bahan organik secara merata di atas hamparan sawah.
3.       Varietas padi yang akan ditanam dipilih varietas unggul baru (VUB) yang mampu beradaptasi dengan lingkungan untuk menjamin pertumbuhan tanaman yang baik, tahan serangan penyakit, berdaya hasil dan bernilai jual tinggi serta memiliki kualitas rasa yang dapat diterima pasar.
4.       Gunakan selalu benih yang telah memiliki sertifikasi atau label untuk mendapatkan benih dengan tingkat kemurnian tinggi dan berkualitas atau benih bermutu yang diproduksi oleh petani.
5.       PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah menganjurkan tanam menggunakan bibit muda atau kurang dari 21 HSS (hari setelah sebar) dan jumlah bibit 1 – 3 batang per lubang karena bibit lebih muda akan menghasilkan anakan lebih banyak dibanding menggunakan bibit lebih tua.
6.       PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah menganjurkan untuk mengatur jarak dan populasi tanaman dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo.
7.       Keuntungan sistem tanam jajar legowo:
a.       Adanya efek tanaman pinggir.
b.      Sampai batas tertentu semakin banyak jumlah malai persatuan luas sehingga berpeluang menaikkan hasil panen.
c.       Terdapat ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpulan keong atau mina padi.
d.      Pengendalian hama, penyakit dan gulma menjadi lebih mudah.
e.      Dengan areal pertanaman yang lebih terbuka dapat menekan hama dan penyakit.
f.        Penggunaan pupuk lebih berdaya guna.
8.       Penyulaman tanaman dapat dilakukan sebelum tanaman berumur 14 HST (hari setelah tanam).
9.       PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah menerapkan pemupukan berimbang secara efektif dan efisien sesuai kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah.
10.   Pemupukan dilakukan dengan cara disebar/ditabur merata di seluruh permukaan tanah.
11.   PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah lebih menganjurkan melakukan penyiangan dengan menggunakan alat gasrok.
12.   PHT dapat dilakukan dengan menggunakan strategi:
a.       Gunakan varietas tahan hama dan penyakit.
b.      Tanam tanaman yang sehat.
c.       Memanfaatkan musuh alami.
d.      Pengendalian secara mekanik (menggunakan alat) dan fisik (menangkap).
e.      Penggunaan pestisida hanya jika diperlukan dan dilakukan tepat sesuai dosis, sasaran dan waktu.
13.   Untuk mendapatkan butir padi dan beras dengan kualitas baik perlu memperhatikan ketepatan waktu panen
14.   Panen dilakukan dengan cara memotong padi menggunakan sabit bergerigi 10 – 15 cm dari atas permukaan tanah atau dari pangkal malai jika akan dirontok dengan power thresser.
15.   Gunakan plastik atau terpal sebagai alas padi yang baru dipotong dan ditumpuk sebelum dirontok.
16.   Sesegera mungkin padi dirontokan, apabila panen dilakukan pada waktu pagi hari sebaiknya sore harinya segera dirontokkan karena perontokkan yang dilakukan lebih dari dua hari dapat menyebabkan kerusakan beras.
17.   Gabah yang sudah dirontokkan dijemur di atas lantai jemur atau jika tidak ada bisa menggunakan terpal.