PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu)
padi sawah adalah suatu pendekatan inovatif dalam upaya peningkatan efisiensi
usaha tani padi sawah dengan menggabungkan berbagai komponen teknologi yang
saling menunjang dan dengan memperhatikan penggunaan sumber daya alam secara
bijak agar memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan
produktivitas tanaman.
PTT padi sawah bertujuan untuk:
a.
Meningkatkan produktivitas tanaman.
b.
Menjaga kelestarian lingkungan.
Adapun teknis pelaksanaan PTT
padi sawah sebagai berikut:
1.
Pengolahan tanah dapat dilakukan secara sempurna
dengan dua kali pembajakan dan satu kali garu atau minimal, atau tanpa olah
tanah.
2.
Dua minggu sebelum pengolahan tanah, taburkan
bahan organik secara merata di atas hamparan sawah.
3.
Varietas padi yang akan ditanam dipilih varietas
unggul baru (VUB) yang mampu beradaptasi dengan lingkungan untuk menjamin
pertumbuhan tanaman yang baik, tahan serangan penyakit, berdaya hasil dan
bernilai jual tinggi serta memiliki kualitas rasa yang dapat diterima pasar.
4.
Gunakan selalu benih yang telah memiliki
sertifikasi atau label untuk mendapatkan benih dengan tingkat kemurnian tinggi
dan berkualitas atau benih bermutu yang diproduksi oleh petani.
5.
PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah
menganjurkan tanam menggunakan bibit muda atau kurang dari 21 HSS (hari setelah
sebar) dan jumlah bibit 1 – 3 batang per lubang karena bibit lebih muda akan
menghasilkan anakan lebih banyak dibanding menggunakan bibit lebih tua.
6.
PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah
menganjurkan untuk mengatur jarak dan populasi tanaman dengan menerapkan sistem
tanam jajar legowo.
7.
Keuntungan sistem tanam jajar legowo:
a.
Adanya efek tanaman pinggir.
b.
Sampai batas tertentu semakin banyak jumlah
malai persatuan luas sehingga berpeluang menaikkan hasil panen.
c.
Terdapat ruang kosong untuk pengaturan air,
saluran pengumpulan keong atau mina padi.
d.
Pengendalian hama, penyakit dan gulma menjadi
lebih mudah.
e.
Dengan areal pertanaman yang lebih terbuka dapat
menekan hama dan penyakit.
f.
Penggunaan pupuk lebih berdaya guna.
8.
Penyulaman tanaman dapat dilakukan sebelum
tanaman berumur 14 HST (hari setelah tanam).
9.
PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah
menerapkan pemupukan berimbang secara efektif dan efisien sesuai kebutuhan
tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah.
10.
Pemupukan dilakukan dengan cara disebar/ditabur
merata di seluruh permukaan tanah.
11.
PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi
sawah lebih menganjurkan melakukan penyiangan dengan menggunakan alat gasrok.
12.
PHT dapat dilakukan dengan menggunakan strategi:
a. Gunakan
varietas tahan hama dan penyakit.
b. Tanam
tanaman yang sehat.
c. Memanfaatkan
musuh alami.
d. Pengendalian
secara mekanik (menggunakan alat) dan fisik (menangkap).
e. Penggunaan
pestisida hanya jika diperlukan dan dilakukan tepat sesuai dosis, sasaran dan
waktu.
13.
Untuk mendapatkan butir padi dan beras dengan
kualitas baik perlu memperhatikan ketepatan waktu panen
14.
Panen dilakukan dengan cara memotong padi
menggunakan sabit bergerigi 10 – 15 cm dari atas permukaan tanah atau dari
pangkal malai jika akan dirontok dengan power thresser.
15.
Gunakan plastik atau terpal sebagai alas padi
yang baru dipotong dan ditumpuk sebelum dirontok.
16.
Sesegera mungkin padi dirontokan, apabila panen
dilakukan pada waktu pagi hari sebaiknya sore harinya segera dirontokkan karena
perontokkan yang dilakukan lebih dari dua hari dapat menyebabkan kerusakan
beras.
17.
Gabah yang sudah dirontokkan dijemur di atas
lantai jemur atau jika tidak ada bisa menggunakan terpal.